MALUT MENUJU 1.500 KASUS AKTIF

PEMERINTAH menyoroti perkembangan kasus Covid-19 yang terjadi di luar Pulau Jawa dan Bali. Menyusul terjadinya peningkatan kasus aktif yang cukup relatif tinggi di wilayah tersebut.

Misalnya di Bangka Belitung, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua Barat.

Di Malut misalnya, berdasarkan data yang dilansir Dinas Kesehatan (Dinkes) Malut, pada Rabu (8/7) kemarin, terjadi penambahan kasus baru yang cukup besar yakni sebanyak 218 kasus, bertambah 101 dari kasus harian pada Selasa (7/7) yang tercatat 117 kasus.

Kali ini, Kota Ternate menjadi daerah dengan penyumbang kasus terbanyak yakni 73 kasus. Disusul Kota Tidore Kepulauan (Tikep) dengan 49 kasus, Halmahera Utara (Halut) 38 kasus, dan Pulau Morotai 26 kasus.

Tambahan 218 kasus baru ini ditambah 24 kasus sembuh dan 1 kasus meninggal dunia, kini Malut hanya butuh tambahan 61 kasus positif aktif lagi menembus angka psikologis 1.500 kasus.

Sebab, total kasus aktif di Malut kini sudah mencapai angka 1.439 kasus dengan jumlah terbesar di Halut dengan 480 kasus disusul Kota Ternate dengan 460 kasus.

Secara akumulasi, jumlah kasus konfirmasi postifi Covid-19 di Malut mencapai 6.230 kasus, jumlah kasus sembuh 4.598, jumlah kasus meninggal 139 orang.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, terjadi peningkatan kasus aktif hingga lebih dari 30 persen di luar Jawa-Bali . “Kasus aktif di luar Jawa itu terjadi kenaikan 34 persen,” kata Airlangga dalam konferensi pers daring, Rabu (7/7/2021).

Dalam periode yang sama, kata Airlangga, rumah sakit rujukan Covid-19 di sejumlah daerah di luar Jawa dan Bali mencatatkan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di atas 60 persen.

“Mulai dari Lampung, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Papua Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, kemudian Bengkulu, dan Sumatera Barat ini menjadi perhatian daripada pemerintah,” ujarnya.

Tingginya angka kasus positif yang terjadi di Kota Ternate, membuat satgas Covid-19 RI kembali menaikan status Ternate yang sebelumnya katyegori daerah zona oranye, kini menjadi zona merah atau wilayah risiko tinggi penularan Covid-19.

Ternate merupakan 1 dari 96 kabupaten/kota yang dinaikkan statusnya menjadi zona merah dalam Tercatat ada 27 daerah zona merah yang berasal dari kabupaten/kota di luar Pulau Jawa dan Bali.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini terdapat 96 kabupaten/kota dengan zona merah, 293 daerah dengan kategori zona oranye atau risiko penyebaran sedang, 109 kabupaten/kota dengan zona kuning atau risiko penularan rendah, serta 16 daerah zona hijau atau daerah tidak ada kasus maupun tidak terdampak.

Wiku menambahkan, bahwa untuk daerah dengan kategori zona oranye mengalami penurunan. Dari pekan lalu yang tercatat sebanyak 308 wilayah zona oranye, maka pekan ini berkurang menjadi 293 kabupaten/kota zona oranye.

Sedangkan Zona kuning juga berkurang menjadi 119 wilayah, dibandingkan data pekan lalu yang mencatat 129 kabupaten/kota. Untuk 15 daerah yang masuk dalam kategori zona hijau atau tidak ada kasus, masih tetap 16 kabupaten/kota. “Ada satu wilayah yang tidak terdampak virus corona hingga saat ini adalah kabupaten Dogiyai di Papua,” sebutnya. 

Sumber: HarianHalmahera

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *