Lifter Putri Ini Batal Terganjal Administrasi, di Piala Dunia Fuzhou

Jakarta – Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) batal mengirimkan lifter baru, Diah Ayu Permatasari, ke Piala Dunia di Fuzhou. Lagi-lagi masalah administrasi.

PABBSI berencana menurunkan delapan lifter ke Piala Dunia Angkat Besi, IWF World Cup 2019, di Fuzhou, China, 20 -25 Februari. Yakni, Deni, Triyatno, Nurul Akmal, dan Acchedya Jagadditha, Eko Yuli Irawan, Syarah Anggraini, Surahmat, dan Diah.

Diah merupakan lifter baru di pelatnas angkat besi, namun belum bergabung di Kwini, pusat latihan lifter nasional. Tapi, PABBSI terlambat memenuhi whereabouts form (formulir keberadaan) Diah.

“Jadi, kalau mau ikut kompetisi apalagi seperti kejuaraan IWF World Cup ini mesti mengisi formulir keberadaannya paling lambat 22 Desember. Kami mesti lapor tiap tiga bulan tapi dia kan tak pelatnas. Itu yang tidak terisi,” kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PABBSI, Alamsyah Wijaya, kepada detikSport, Selasa (12/2/2019).

PABBSI juga merasa rugi dengan batalnya Diah ke Piala Dunia itu. Sebab, kelas 76 kg milik Diah memperebutkan emas di Olimpiade 2020, kendati peluang untuk meraihnya cukup berat.

“Kami ini sebenarnya serba salah. Sampai hari ini saja, saya belum mendapatupdate nama-nama yang pasti masuk pelatnas. Tahun ini, saya mendaftarkan 26 atlet, tapi kami tak tahu yang disetujui pemerintah berapa. Daripada mengulang tahun lalu saya daftarkan semua termasuk Diah. Tapi karena Diah belum pelatnas jadi tak terdaftar di formulir keberadaannnya,” Alamsyah menjelaskan.

PABBSI semakin dibuat tak berdaya karena ternyata di SEA Games 2019 Filipina juga memutuskan memangkas nomor 76 kg putri.

“Kemarin dimasukkan juga salah satunya karena kelas 76 kg ada. Tapi saat meeting CdM kedua, Filipina memutuskan untuk memangkas dua nomor 49 kg putra dan 76 kg putri, jadi kami serba salah. Sementara proposal kami sudah masuk ke Kemenpora,” ujarnya.

“Peluang Diah saya serahkan keputusan kepada Kemenpora. Kalau dia punya kesempatan, pemerintah putuskan boleh bawa prakualifikasi Olimpiade ya bawa karena SEA Games kan tidak ada,” kata Alam.

“Kemungkinan April awal. Nanti kami lihat rata-rata angkatannya. Tak bisa awal bawa saja minimal diprediksi bisa tembus delapan besar,” ujar dia. 

“Masih fokus itu karena masih tim baru. Kemudian peningkatan kecepatan dan kekuatan sebelum mereka diuji pada event pertama April nanti,” dia menambahkan.

Sumber : Detik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *