TRIBUNTERNATE.COM, BACAN – Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, per bulan membutuhkan 24 ton tahu dan tempe untuk konsumsi ribuan karyawan.
Hal tersebut, disampaikan Head Of Community Affaris Harita Nickel, Latif Supriadi, saat menghadiri acara panen perdana kedelai di lokasi Tani Nusa, Desa Panamboang, Kecamatan Bacan Selatan, Rabu (2/8/2023).
“Untuk memenuhi tahu dan tempe saja, kita per bulan butuh 24 ton, itu hanya untuk Harita,” ujar Latif.
Karena itu, ia mengajak kepada semua pihak terutama Pemkab Halmahera Selatan agar meningkatkan kerjasama untuk menanam bahan baku tahu dan tempe, yakni kedelai yang saat ini mulai dijalanjankan bersama Harita Nickel dan Kodim 1509/Labuha.
“Jadi barang ini (kedelai) saja, ada ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, ada peningkatan kesehahteraan petani dan pengendalian inflasi,” jelasnya.
“Jadi buat saja jang perlu banyak-banyak, kita fokus saja kedelai, ini kita baru buat datu hektare,” sambungnya.
Menurut Latif, Harita Nickel dalam program CSR, selalu menciptakan sistem yang menyiapkan input. Misalnya, menyediakan bibit pertanian hingga pada kontrak pembelian.
Sehingga ke depan, para kelompok tani di Halmahera Selatan harus menyediakan lahan puluhan hektare untuk menanam jenis tanaman holtikultura maupun kedelai yang jadi kebutuhan Harita Nickel saat ini.
“Ke depan itu mau 10 atau 20 hektare juga bisa. Harita itu sangat berkomitmen dengan program CSR di bidang pertanian. Jadi setiap desa di Obi itu ada tanaman, baru tidak perlu jauh-hauh, pasarnya di Harita,” ungkapnya.
Latif juga menegaskan, Harita Nickel tetap bekerjasama dengan Pemkab Halmahera Selatan dari berbagai sektor. Hal ini untuk meningkatkan kesehahteraan masyarakat.
“Untuk Indonesia yang lebih maju, kita tetap bekerjasama dengan pemerintah. Hari ini kita saksikan bersama, bahwa kita baru saja panen kedelai. Itu hasil kerjasama,” tutupnya. (*)
Sumber: Tribun