Sebuah film pendek garapan anak muda di Ternate Maluku Utara segera tayang pada 12 September 2020 di gedung SMK Negeri 2 Ternate.
Film yang di sutradarai Kharaman Hirto itu digarap anak muda kreatif mulai dari ide cerita, penulisan scrip, penyutradaraan, crew hingga pemeran.
Kharaman saat disambangi malutpost.id menceritakan, proyek film tersebut merupakan kolaborasi pertama LXsecond dan Kokama Official dengan judul Perjadi. Dia bilang, cerita film tersebut tetap mengangkat tema lokal yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat di Maluku Utara.
“Sudah lama saya menginginkan para cineas yang ada di Maluku Utara itu harus ada kolabirasi untuk memajukan kapasistas sebagai kreator dalam dunia perfiliman,” kata Kharman saat ditemui malutpost.id disela-sela syuting film di Benteng Orange, Selasa (1/9/2020).
Di katakan Kharman, cerita film tersebut lahir dari ide Irsan Yakub yang merupakan kru kokama official. Saat itu, Ia ditawari cerita film horor dengan nuansa mistis tapi bukan iblis, jin atau wujud lainnya seperti film horor umunya. Namun, kisah mistis dalam film tersebut, yakni rasa ketakutan berlebihan yang dialami oleh seseorang.
Film Perjadi berdurasi di atas 30 menit ini mengisahkan tentang 3 sahabat, Ami (Fifi Afida Amir), Arya (Satya Muslim) dan Herman (Rahman Muhammad) yang tinggal di pulau Halmahera hendak melanjutkan studi di Kota Ternate.
“Jadi Perjadi ini merupakan salah satu jenis permainan anak kecil seperti petak umpet yang artinya secara bergeliran,” kata Kharman.
Lanjut Kharman, untuk scrip atau naskah film disusun oleh Siti Wardahnisa, sementara dirinya mengambil bagian sebagai story board atau petunjuk adegan untuk aktor. Untuk produksi, lanjut Kharman, sudah kurang lebih 1 bulan dan ditargetkan akan berakhir dalam pekan ini dengan mengambil benteng orange sebagai objek terakhir syuting. Kharman mengaku, sempat mendapat kesulitan dalam penggarapan, dimana beberapa kru film kecelakaan dan juga sakit.
“Sengaja kita buat durasinya pendek agar jika ada investor atau pebisnis yang mau menayangkan ini di XX1 maka kita akan perpanjang durasinya kalau ada yang siap,” ungkapnya.
Dikatakannya, film yang juga melibatkan kru dari forum anak kota Ternate itu juga digarap dengan dana pas-pasan. Bahkan, lelaki yang pernah menjadi pengisi suara (dubber) Popaye dan Forguso di film Telenovela Cinta yang Hilang itu harus menggadai sepeda motornya untuk biaya penggarapan.
“Kita berharap pemerintah bisa memperhatinkan para seniman yang ada di Malut karena selama ini selain kita tidak punya rumah produksi kita juga belum memiliki gedung kesenian, padahal ini sangat penting,” kata lelaki yang sudah 4 kali juara nasional dalam karya film pendek tersebut.
Sementara Irsan Yakub mengatakan, ide film tersebut bermula dari kegemarannya mengkonsumsi film-film horor yang melibatkan mahluk halus. Baginya, horor sebenarnya adalah permainan pikiran. ”Karena itu saya lantas coba menawarkan judulnya yaitu perjadi,” katanya.
Sementara Siti Wardah Anisa, sebagai penulis naskah mengaku sudah beberapa kali terlibat sebagai penulis naskah dalam film garapan Kharman Hirto dengan judul takur pacar. Dari film tersebutlah dia langsung dimentoring oleh sutradara nasional.
“Film takut pacar menulis ini juga juara nominasi film pendek terbaik di SCTV yang juga di sutradarai oleh bang Popaye (panggilan Kharman Hirto),” pungkasnya.
Sumber: Malutpost