TEMPO.CO, Jakarta – Siang menjelang sore hari, kaki saya sudah menginjakkan ke pantai di Tanjung Tinggi, Pulau Belitung. Tak terlalu jauh dari pusat kota Tanjung Pandan, jaraknya sekitar 27 kilometer dan bisa dicapai dalam 36 menit. Jalan di Pulau Belitung umumnya mulus dan kosong, melaju ke mana pun nyaris tanpa hambatan.
Di tepi pantai, bantuan lebih beragam bentuknya. Ada beberapa yang pipih, ada pula yang cenderung lebih bulat. Jadilah perpaduan aneka bentuk batu granit ini melahirkan sebuah komposisi alam yang menarik. Duduk di bebatuan menikmati semilir angin laut pun cukup mengasyikkan.
Bermain di air laut, di antara bebatuan pun tak kalah serunya. Perairan di Tanjung Tinggi begitu tenang. Anak-anak pun bisa bermain dengan tenang, tanpa takut serbuan ombak. Lebih mirip seperti sebuah kolam, saking tenangnya laut di sini.
Tanjung Tinggi sudah ditata sebagai objek wisata sehingga fasilitas tergolong lengkap. Area khusus parkir kendaraan, toilet, musala, bahkan juga warung-warung yang menyediakan makan dan minuman pun berjajar. Untuk anak-anak ada juga penyewaan ban atau sejenis pelampung untuk bermain-main. Sebaiknya, datang di pagi atau sore hari, ketika sinar mentari tak terlalu terik bila ingin main di laut.
Siang hari, sebagai daerah pesisir, mentari di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, ini menyemburkan sinar sangat kuat. Meski memang bila terpaksa datang di siang hari, wisatawan bisa bersembunyi di balik-balik batu granit yang menjulang tinggi agar tidak kepanasan.
Sumber : Tempo