VIVA – Kesadaran wanita Indonesia ternyata dinilai masih rendah untuk melakukan skrining. Hal tersebut erat kaitannya dengan hasil penelitian di Indonesia yang menemukan insiden kanker serviks 1 dari 1.000 perempuan.
“Sekitar 80 persen pasien datang dalam stadium lanjut, dan 94 persen pasien stadium lanjut, meninggal dalam waktu dua tahun. Kalau dirata-rata, sekitar 40-60 perempuan meninggal dalam sehari,” tutur Prof. Andri, Ketua HOGI (Himpunan Ginekologi Onkologi Indonesia), dalam diskusi bertema Insiden Kanker Serviks Terus Meningkat, Take Action Now! di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 13 Februari 2019.
Temuan tersebut tak jauh berbeda dengan data GLOBOCAN 2018 di mana terdapat kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 atau 17,2 persen dari kanker perempuan di Indonesia.
Skrining yang selama ini disebut-sebut menjadi pencegahan sekunder untuk kanker serviks nyatanya masih sangat rendah cakupannya di Indonesia.
“Di Indonesia boro-boro rutin (skrining), periksa pertama kali saja jarang. Cakupan skrining cuma 11 persen itu kecil,” imbuh Prof Andri.
Salah satu penyebab rendahnya skrining tak lain adalah merasa enggan dan malas untuk melakukannya secara rutin. Bahkan di negara lain, seperti Australia yang telah rutin melakukan hal ini angka insiden kanker serviks tidak berhasil diturunkan, namun ketika berganti ke vaksin, insiden kanker serviks menurun hingga 40 persen. Hal ini juga yang kemudian menjadikan vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer kanker serviks.
“Lebih dari 99 persen kanker serviks disebabkan HPV,” kata Dr Venita dari Yayasan Kanker Indonesia.
Yang terpenting adalah melindungi diri dari infeksi HPV sedini mungkin, pencegahan primernya dengan vaksinasi seperti yang telah dilakukan proyek percontohan di Jakarta untuk siswi kelas 5 SD atau sederajat.
Sebagai informasi, Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus) tipe onkogenik, utamanya oleh tipe 16 dan 18. Selain kanker serviks, HPV tipe onkogenik juga bisa menyebabkan berbagai kanker lain, termasuk kanker penis, anus, orofaring, dan lain-lain.
Vaksinasi ini sendiri bisa efektif jika dilakukan pada mereka yang belum pernah berhubungan badan. Tidak akan ada gejala apapun yang mengikuti setelah suntikan vaksin HPV diberikan.
Sumber : Viva