Jakarta, CNN Indonesia — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menawarkan diri menjadi penengah untuk mengakhiri krisis Venezuela.
Tawaran ini disampaikan ketika Guterres bertemu dengan Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreasa, atas permintaan Caracas pada Senin (11/2), ketika perebutan kekuasaan antara Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi, Juan Guaido, tak kunjung usai.
“Sekjen menyampaikan kembali bahwa tawarannya menjadi penengah kedua pihak masih berlaku untuk negosiasi serius demi membantu negara itu keluar dari kebuntuan untuk kesejahteraan rakyat Venezuela,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, seperti dikutip AFP.
Perebutan kekuasaan ini bermula ketika Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela di tengah demonstrasi anti-Maduro besar-besaran di berbagai penjuru negara.
Guaido mendulang dukungan dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat. Sementara itu, Maduro didukung China, Rusia, dan sejumlah negara Afrika.
Uni Eropa dan sejumlah negara lain lantas membentuk satu grup untuk membahas pemecahan masalah di Venezuela yang pada dasarnya dipicu krisis ekonomi akibat hiperinflasi di masa pemerintahan Maduro.
Blok Eropa itu tak mengikutsertakan AS dan Rusia dengan dalih agar negosiasi dan pembicaraan berjalan lancar tanpa konflik kepentingan.
Di tengah kisruh ini, Guterres enggan ikut serta dalam sejumlah pembicaraan yang diadakan berbagai pihak untuk mengatasi krisis Venezuela untuk menunjukkan posisi netral. (has)
Sumber : CNNIndonesia